Nabi Yusuf as
Kisah Para Nabi dan Rasul dalam Al-Quran
Kisah Para Nabi dan Rasul dalam Al-Quran
Pengutusan Nabi Yusuf
Dia adalah salah satu rasul yang tidak termasuk dalam kelompok Ulul Azmi. Rasulullah memuji beliau dalam sabdanya, "Dia
adalah orang yang mulia, anak orang mulia, cucu orang mulia, dan cicit
orang yang mulia: Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim," (HR. al-Bukhari).
Nabi Yusuf dilahirkan di negeri Kan'an. Dia memiliki seorang saudara
kandung yang bernama Bunyamin dan sepuluh saudara seayah. Ibunda Yusuf
dan Bunyamin lebih dahulu meninggal, sehingga sang ayah sangat mencintai
mereka berdua. Perhatian yang dicurahkan Nabi Ya'qub kepada keduanya
menimbulkan sara iri di hati saudara-saudaranya yang lain. Mereka lantas
merencanakan sesuatu untuk mencelakakan Yusuf seperti yang tertera
dalam al-Qur'an, "Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat
agar perhatian ayah tertumpah kepada kalian, dan setelah itu kalian
menjadi orang yang baik," (QS. Yusuf [12]: 9).
Saudara-saudara Yusuf lalu meminta izin kepada sang ayah agar dia
diizinkan ikut bersama mereka bermain di luar kota. Di sanalah Yusuf
dilempar ke dalam sebuah sumur tua. Hal ini terekam dalam firman Allah, "Mereka
berkata: "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan
kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan
serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun
kami adalah orang-orang yang benar." Dan Mereka datang membawa baju
gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Yakub berkata:
"Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk)
itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah
yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan." Dan
kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh
seorang pengambil air, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata: "Oh;
kabar gembira, ini seorang anak muda!" Kemudian mereka menyembunyikan
dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
kerjakan," (QS. Yusuf [12]: 17-19).
Nabi Ya'qub merasa terpukul atas kejadian itu hingga kedua matanya memutih akibat kesedihan yang mendalam.
Sementara itu, kafilah yang menemukan Yusuf membawanya ke negeri
Mesir lalu menjualnya di pasar budak. Pembesar Mesir kemudian membelinya
dan memberikan Yusuf kepada istrinya yang belum memiliki anak. Setelah
beliau dewasa, Allah memberikannya ilmu dan hikmah di negeri Mesir.
Beliaupun menjadi terkenal dengan kepiawaiannya menakwilkan mimpi dan
menjaga kehormatan diri dari rayuan tuannya.
Pada satu waktu, Nabi Ya'qub mengutus anak-anaknya, kecuali Bunyamin
untuk membeli hasil bumi kepada seorang menteri Mesir, yaitu Yusuf. Nabi
Yusuf meminta mereka agar membawa Bunyamin pada kedatangan berikutnya.
Mereka pun datang ke Mesir untuk yang kedua kalinya bersama Bunyamin,
dan Yusuf telah mengenalinya secara diam-diam. Beliau lantas
memerintahkan para pembantunya untuk meletakkan sukatan di dalam karung
Bunyamin. Bunyamin pun ditahan. Saudara-saudara yang berusaha
membebaskannya namun sia-sia belaka.
Akhirnya mereka pulang tanpa Bunyamin. Ya'qub semakin sedih dengan
hilangnya dua putra beliau. Untuk ketiga kalinya, Nabi Ya'qub
memerintahkan mereka berangkat ke Mesir guna membebaskan Bunyamin. Saat
mereka bertemu, Yusuf memberitahu mereka keadaan yang sebenarnya,
sebagaimana yang tertera dalam firman Allah, "Aku Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami" (QS. Yusuf [12]: 90).
Saudara-saudara Yusuf merasa amat bersalah dan berdosa, tetapi Nabi
Yusuf memaafkan mereka. Selain itu, dia memberikan bajunya agar
diserahkan kepada sang ayah. Baju ini sebagai tanda bahwa dia masih
hidup. Setelah mereka bertemu sang ayah, secara bersamaan Nabi Ya'qub
telah mencium bau Yusuf, dan membuat penglihatannya kembali normal.
Peristiwa ini sesuai dengan firman Allah, "Maka tatkala mereka masuk
ke (tempat) Yusuf, Yusuf merangkul kedua orang tuanya dan dia berkata:
"Masuklah kalian ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman." Dan
ia menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana. Dan mereka
(semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf:
"Wahai ayahku inilah takbir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya
Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku
telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah
penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah setan
merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah
Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. Yusuf [12]: 99-100).
Penggunaan Dirham
Disebutkan dalam surah Yusuf ayat 20 sebagai berikut, "Dan mereka
menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu beberapa dirham saja, dan
mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf."(QS. Yusuf [12]: 20).
Profesor Bassam Jarrar berkata tentang teks tersebut, "Ayat ini
menunjukkan tingkat peradaban masyarakat Mesir saat itu. Mereka sudah
menggunakan dirham, mata uang perak yang berfungsi sebagai alat tukar
dalam sistem perdagangan. Di sisi lain, kita juga menemukan
saudara-saudara Yusuf yang datang dari desa menawarkan barang-barang
untuk membeli bahan makanan. Allah berfirman, "Yusuf berkata kepada
pelayan-pelayannya, 'Masukkanlah barang-barang (penukar kepunyaan
mereka) ke dalam karung-karung mereka," (QS. Yusuf [12]: 62).
Perhatikan juga firman Allah, "Maka ketika mereka masuk ke
(tempat) Yusuf, mereka berkata: "Wahai Al-Aziz, kami dan keluarga kami
telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa barang-barang yang
tak berharga, maka penuhilah jatah (gandum) untuk kami, dan
bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya Allah memberi balasan kepada
orang-orang yang bersedekah". (QS. Yusuf [12]: 88).
Mukjizat Ilmiah dari Surah Yusuf
Prof. Dr. Abdul Majid Bal'abid dari Universitas Wajdah, Maroko, telah
melakukan eksperimen praktis untuk memastikan hasil biji-biji gandum
yang dibiarkan tetap berada ditangkainya. Biji-biji tersebut tetap
dibiarkan selama dua tahun dalam kondisi normal tanpa memerhatikan
beragam syarat penyimpangan biji. Sebagian bij-biji gandum yang lain
beliau petik dari tangkainya dan dibiarkan dalam kondisi dan jangka
waktu yang sama.
Dari sini dia menyimpulkan bahwa biji-biji yang tetap berada di
tangkainya tidak mengalami perubahan apapun, baik dari unsur kandungan
makanan maupun kemampuannya untuk tumbuh, kecuali kehilangan kandungan
air. Hal ini membuatnya lebih kering dan lebih bagus untuk disimpan dan
tumbuh. Sebab, keberadaan air mudah untuk membusukkan gandum, terlebih
kadar air yang berada dalam biji gandum tersebut mencapai 20,3%. Pada
waktu yang sama peneliti juga mengamati biji gandum yang dipetik dari
tangkainya. Biji gandum tersebut kehilangan kandungan protein sebanyak
20% setelah disimpan selama setahun. Jika disimpan selama dua tahun,
kandungan proteinnya akan berkurang sebanyak 32% dan tidak bisa
berkecambah, berkembang, dan berbuah.
Dengan demikian, cara paling baik untuk menjaga hasil tanaman yang
bertangkai agar tetap terpelihara, seperti gandum dan padi, yaitu dengan
memotong dan menyimpan tangkainya. Inilah salah satu wahyu yang
diturunkan oleh Allah kepada Nabi Yusuf, dan Allah menguraikan kisahnya
secara lengkap di dalam al-Qur'an. Suatu hal yang membuktikan bahwa
kitab suci ini tidak mungkin buatan manusia, melainkan kalam Allah, Sang
Pencipta Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.
Hal tersebut juga membuktikan kenabian dan kerasulan Yusuf bi Ya'qub
serta penutup para nabi dan rasul, Muhammad. Hal itu disebutkan karena
penduduk Mesir kuno tidak mengenal cara memelihara dan menyimpan beragam
hasil tanaman tersebut, kecuali dengan dilepaskan dari tangkainya.
Perintah Allah untuk memelihara benih-benih tersebut tetap berada
dalam tangkainya diketahui setelah dilakukan musyawatah dengan Nabi
Yusuf. Pada saat ini saja, gandum masih dituai dengan dilepaskan dari
tangkainya sehingga risiko kerusakannya sangat besar. Padahal, berbagai
penjagaan dan perawatan di lumbung dan gudang penyimpanan tanaman biji
telah ditempuh.
Ringkasan Kisah Yusuf
Al-Qur'an mengawali kisah Yusuf saat ia masih muda. Ia bermimpi
melihat sebelas planet, matahari, dan bulan bersujud padanya (Yusuf
[12]:4). Mimpi itu ia beritahukan kepada ayahnya, Yaqub yang menyuruhnya
agar tidak memberitahukan mimpi itu kepada saudara-saudaranya yang
pencemburu (Yusuf [12]:5). Yusuf juga merupakan anak yang paling
disayangi Yaqub, sehingga saudaranya merasa cemburu dan mereka
merencanakan suatu rencana untuk membuang Yusuf (Yusuf [12]:8).
Saudara-saudara Yusuf meminta izin pada Yaqub untuk membawa Yusuf pergi
bersama mereka, dan mereka diizinkan. Dalam perjalanan, Yusuf dimasukkan
ke dalam sumur dan ditinggal pergi oleh saudara-saudaranya hingga
kemudian ia ditemukan oleh kafilah dagang yang kemudian menjualnya di
Mesir. Orang yang membeli Yusuf adalah Qithfir, seorang raja Mesir yang
mempunyai julukan Al Aziz.
Yusuf didalam Al-Qur'an dikatakan sebagai pria yang sangat tampan.
Pernyataan ini digambarkan ketika Yusuf tumbuh remaja, istri tuannya
yang bernama Zulaikha menggodanya karena tidak bisa menahan daya tarik
ketampanannya dan setiap wanita yang melihatnya pasti terkesima, namun
Yusuf menolaknya (Yusuf [12]:23). Sehingga ia mengancam Yusuf akan
dipenjarakan, jika tidak mengikuti perintahnya (Yusuf [12]:32). Namun,
Yusuf tetap teguh dan ia akhirnya dipenjarakan (Yusuf [12]:33). Yusuf
dipenjarakan bersama dua orang tahanan. Di dalam penjara, mereka
mengetahui bahwa Yusuf memiliki kejujuran yang tinggi dan dapat
menafsirkan mimpi (Yusuf [12]:36). Yusuf berhasil dalam menafsirkan
mimpi 2 tahanan lainnya, mimpi mereka adalah bahwa salah satu dari
mereka akan dihukum mati, dan yang lainnya akan dibebaskan dan kembali
bekerja sebagai penuang air minum raja. Maka, Yusuf meminta pada
temannya yang akan dibebaskan untuk mengemukakan masalahnya kepada raja.
Namun, ketika dibebaskan, ia melupakan Yusuf, sehingga ia tetap
dipenjara.
Beberapa tahun kemudian, raja bermimpi dan menanyakan apa artinya.
Penuang minuman tersebut akhirnya ingat pada Yusuf, dan ia menanyakan
Yusuf apa arti mimpi raja. Yusuf menafsirkan mimpi raja bahwa akan
terjadi tujuh panen yang berlimpah, kemudian diikuti tujuh panen yang
sedikit, dan kemudian ada tahun yang penuh dengan hujan. Raja yang
mendengar tafsir Yusuf, akhirnya memanggilnya. Namun, sebelumnya Yusuf
meminta kepada orang-orang yang menuduhnya ditanyai apa yang sebenarnya
terjadi. Zulaikha akhirnya mengakui apa yang dilakukannya pada Yusuf.
Yusuf akhirnya dibebaskan dan raja menghendaki ia bekerja untuknya.
Yusuf akhirnya meminta agar ia ditugaskan untuk mengurus hasil bumi di
negeri itu.
Selama tahun-tahun yang diramalkan paceklik, saudara-saudara Yusuf
datang ke Mesir untuk meminta makanan. Mereka diperbolehkan menghadap
Yusuf yang mengenal mereka, namun mereka tidak. Yusuf meminta mereka
jika ingin meminta makanan lagi, mereka diharuskan membawa adik
laki-laki bungsu mereka. Mereka akhirnya membawa adik bungsu mereka pada
pertemuan berikutnya. Pada adik bungsunya itulah, Yusuf mengungkapkan
kisahnya bahwa ia dipelakukan jahat oleh kakak-kakaknya. Yusuf akhirnya
bekerja sama dengan adiknya. Adiknya untuk sementara ditinggal
bersamanya. Yusuf berpura-pura bahwa adiknya ditahan karena mencuri
gelas minum raja. Pada saat itu juga, Yaqub kehilangan penglihatannya
karena merasa kehilangan Yusuf dan saudaranya.
Ketika saudara-saudara Yusuf datang lagi kepadanya, Yusuf
mengungkapkan jati dirinya pada mereka. Saudara-saudara Yusuf akhirnya
meminta maaf atas tindakan mereka. Yusuf kemudian meminta mereka
membawakan bajunya kepada ayahnya dan mengusapkan pada wajah ayahnya
untuk memulihkan penglihatannya dan juga memerintahkan mereka untuk
membawa orangtua dan keluarga mereka ke Mesir. Setelah tiba di Mesir,
orang tua dan saudara-saudaranya bersujud untuk menghormatinya. Yusuf
kemudian mengingatkan akan mimpinya di masa muda yang ditafsirkan oleh
ayahnya; sebelas planet, matahari, dan bulan bersujud padanya.
Kisah Yusuf dalam Al-Qur'an
Di dalam Al-Quran, nama Yusuf as, disebutkan sebanyak 58 kali, yaitu :
Surat Al-An'aam [6] : ayat 84
Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 4, 7-11, 13, 15, 17, 20, 21, 23-29, 31, 33-36, 37, 38, 42, 45-47, 50-52, 54-56, 58, 59, 62, 64, 69, 70, 73, 76, 77, 79, 80, 84, 85, 87-90, 92, 94, 99, 100, dan 102
Surat Al-Mu'min (Ghaafir) [40] : ayat 34
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 4-6, Firman Allah SWT :
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku,
sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan;
kulihat semuanya sujud kepadaku." Ayahnya berkata: "Hai anakku,
janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka
mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya setan itu
adalah musuh yang nyata bagi manusia." Dan demikianlah Tuhanmu, memilih
kamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nya kepadamu sebagian dari
takbir mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu dan kepada
keluarga Yakub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada
dua orang bapakmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak. Sesungguhnya
Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 7-14, Firman Allah SWT :
Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada (kisah) Yusuf
dan saudara-saudaranya bagi orang-orang yang bertanya. (Yaitu) ketika
mereka berkata: "Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin)
lebih dicintai oleh ayah kita dari pada kita sendiri, padahal kita (ini)
adalah satu golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita adalah dalam
kekeliruan yang nyata. Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia kesuatu daerah
(yang tak dikenal) supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan
sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik." Seorang
diantara mereka berkata: "Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah
dia ke dasar sumur supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir,
jika kamu hendak berbuat." Mereka berkata: "Wahai ayah kami, apa
sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingini kebaikan baginya.
Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia (dapat)
bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti
menjaganya." Berkata Yakub: "Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf
amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala,
sedang kamu lengah dari padanya." Mereka berkata: "Jika ia benar-benar
dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami
kalau demikian adalah orang-orang yang merugi."
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 15-18, Firman Allah SWT :
Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dasar sumur
(lalu mereka masukkan dia), dan (di waktu dia sudah dalam sumur) Kami
wahyukan kepada Yusuf: "Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada
mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tiada ingat lagi." Kemudian
mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis. Mereka
berkata: "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan
kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan
serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun
kami adalah orang-orang yang benar." Mereka datang membawa baju
gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Yakub berkata:
"Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk)
itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah
yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan."
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 19-21, Firman Allah SWT :
Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh
seorang pengambil air, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata: "Oh;
kabar gembira, ini seorang anak muda!" Kemudian mereka menyembunyikan
dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
kerjakan. Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu
beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada
Yusuf. Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya :
"Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi dia
bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak." Dan demikian
pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi
(Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takbir mimpi. Dan Allah
berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahuinya.
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 23-29, Firman Allah SWT :
Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf
untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu,
seraya berkata: "Marilah ke sini." Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada
Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik."
Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. Sesungguhnya
wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan
Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia
tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan
dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk
hamba-hamba Kami yang terpilih. Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu
dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan
kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu
berkata: "Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong
dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang
pedih?" Yusuf berkata: "Dia menggodaku untuk menundukkan diriku
(kepadanya)", dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan
kesaksiannya: "Jika baju gamisnya koyak di muka, maka wanita itu benar
dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. Dan jika baju gamisnya koyak
di belakang, maka wanita itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk
orang-orang yang benar." Maka tatkala suami wanita itu melihat baju
gamis Yusuf koyak di belakang berkatalah dia: "Sesungguhnya (kejadian)
itu adalah diantara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu. (Hai)
Yusuf: "Berpalinglah dari ini, dan (kamu hai isteriku) mohon ampunlah
atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang
berbuat salah."
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 30-34, Firman Allah SWT :
Dan wanita-wanita di kota berkata: "Isteri Al Aziz menggoda bujangnya
untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada
bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya
dalam kesesatan yang nyata." Maka tatkala wanita itu (Zulaikha)
mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan
disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada
masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia
berkata (kepada Yusuf): "Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada mereka".
Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada
(keelokan rupa) nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata:
"Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain
hanyalah malaikat yang mulia." Wanita itu berkata: "Itulah dia orang
yang kamu cela aku karena (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku
telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi dia
menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku
perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan
termasuk golongan orang-orang yang hina." Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku,
penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan
jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan
cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk
orang-orang yang bodoh." Maka Tuhannya memperkenankan do'a Yusuf dan Dia
menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dia-lah Yang
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 35-42, Firman Allah SWT :
Kemudian timbul pikiran pada mereka setelah melihat tanda-tanda
(kebenaran Yusuf) bahwa mereka harus memenjarakannya sampai sesuatu
waktu. Dan bersama dengan dia masuk pula ke dalam penjara dua orang
pemuda. Berkatalah salah seorang diantara keduanya : "Sesungguhnya aku
bermimpi, bahwa aku memeras anggur." Dan yang lainnya berkata:
"Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku membawa roti di atas kepalaku,
sebagiannya dimakan burung." Berikanlah kepada kami takbirnya;
sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai
(menakbirkan mimpi). Yusuf berkata: "Tidak disampaikan kepada kamu
berdua makanan yang akan diberikan kepadamu melainkan aku telah dapat
menerangkan jenis makanan itu, sebelum makanan itu sampai kepadamu. Yang
demikian itu adalah sebagian dari apa yang diajarkan kepadaku oleh
Tuhanku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang
tidak beriman kepada Allah, sedang mereka ingkar kepada hari kemudian.
Dan aku pengikut agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Yakub.
Tiadalah patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun
dengan Allah. Yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami
dan kepada manusia (seluruhnya); tetapi kebanyakan manusia tidak
mensyukuri (Nya). Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik,
tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi
Maha Perkasa? Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya
(menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya.
Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu.
Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar
kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui." Hai kedua penghuni penjara:
"Adapun salah seorang diantara kamu berdua, akan memberi minuman tuannya
dengan khamar; adapun yang seorang lagi maka ia akan disalib, lalu
burung memakan sebagian dari kepalanya. Telah diputuskan perkara yang
kamu berdua menanyaikannya (kepadaku)." Dan Yusuf berkata kepada orang
yang diketahuinya akan selamat diantara mereka berdua: "Terangkanlah
keadaanku kepada tuanmu." Maka setan menjadikan dia lupa menerangkan
(keadaan Yusuf) kepada tuannya. Karena itu tetaplah dia (Yusuf) dalam
penjara beberapa tahun lamanya.
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 43-49, Firman Allah SWT :
Raja berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya) : "Sesungguhnya
aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan
oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum)
yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering." Hai orang-orang yang
terkemuka : "Terangkanlah kepadaku tentang takbir mimpiku itu jika kamu
dapat menakbirkan mimpi." Mereka menjawab : "(Itu) adalah mimpi-mimpi
yang kosong dan kami sekali-kali tidak tahu mentakbirkan mimpi itu." Dan
berkatalah orang yang selamat diantara mereka berdua dan teringat
(kepada Yusuf) sesudah beberapa waktu lamanya: "Aku akan memberitakan
kepadamu tentang (orang yang pandai) menakbirkan mimpi itu, maka utuslah
aku (kepadanya)." (Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia
berseru) : "Yusuf, hai orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada
kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh
tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang
hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada
orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya." Yusuf berkata: "Supaya kamu
bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu
tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu
makan.Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang
menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit),
kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.Kemudian setelah
itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup)
dan dimasa itu mereka memeras anggur."
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 50-57, Firman Allah SWT :
Raja berkata: "Bawalah dia kepadaku." Maka tatkala utusan itu datang
kepada Yusuf, berkatalah Yusuf: "Kembalilah kepada tuanmu dan
tanyakanlah kepadanya bagaimana halnya wanita-wanita yang telah melukai
tangannya. Sesungguhnya Tuhanku, Maha Mengetahui tipu daya mereka." Raja
berkata (kepada wanita-wanita itu): "Bagaimana keadaanmu ketika kamu
menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadamu)?" Mereka berkata:
"Maha Sempurna Allah, kami tiada mengetahui sesuatu keburukan dari
padanya". Berkata isteri Al Aziz: "Sekarang jelaslah kebenaran itu,
akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan
sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar." (Yusuf berkata):
"Yang demikian itu agar dia (Al Aziz) mengetahui bahwa sesungguhnya aku
tidak berkhianat kepadanya di belakangnya, dan bahwasanya Allah tidak
meridhai tipu daya orang-orang yang berkhianat. Dan aku tidak
membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu
selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh
Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan
raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai
orang yang rapat kepadaku". Maka tatkala raja telah bercakap-cakap
dengan dia, dia berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi
seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami".
Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya
aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan". Dan
demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia
berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu.
Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami
tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.
Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik, bagi orang-orang
yang beriman dan selalu bertakwa.
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 58-62, Firman Allah SWT :
Dan saudara-saudara Yusuf datang (ke Mesir) lalu mereka masuk ke
(tempat) nya. Maka Yusuf mengenal mereka, sedang mereka tidak kenal
(lagi) kepadanya. Dan tatkala Yusuf menyiapkan untuk mereka bahan
makanannya, ia berkata: "Bawalah kepadaku saudaramu yang seayah dengan
kamu (Bunyamin), tidakkah kamu melihat bahwa aku menyempurnakan sukatan
dan aku adalah sebaik-baik penerima tamu? Jika kamu tidak membawanya
kepadaku, maka kamu tidak akan mendapat sukatan lagi dari padaku dan
jangan kamu mendekatiku". Mereka berkata: "Kami akan membujuk ayahnya
untuk membawanya (ke mari) dan sesungguhnya kami benar-benar akan
melaksanakannya". Yusuf berkata kepada bujang-bujangnya: "Masukkanlah
barang-barang (penukar kepunyaan mereka) ke dalam karung-karung mereka,
supaya mereka mengetahuinya apabila mereka telah kembali kepada
keluarganya, mudah-mudahan mereka kembali lagi".
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 63-68, Firman Allah SWT :
Maka tatkala mereka telah kembali kepada ayah mereka (Yakub) mereka
berkata: "Wahai ayah kami, kami tidak akan mendapat sukatan (gandum)
lagi, (jika tidak membawa saudara kami), sebab itu biarkanlah saudara
kami pergi bersama-sama kami supaya kami mendapat sukatan, dan
sesungguhnya kami benar benar akan menjaganya". Berkata Yakub:
"Bagaimana aku akan mempercayakannya (Bunyamin) kepadamu, kecuali
seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu?".
Maka Allah adalah sebaik-baik Penjaga dan Dia adalah Maha Penyayang
diantara para penyayang. Tatkala mereka membuka barang-barangnya, mereka
menemukan kembali barang-barang (penukaran) mereka, dikembalikan kepada
mereka. Mereka berkata: "Wahai ayah kami apa lagi yang kita inginkan.
Ini barang-barang kita dikembalikan kepada kita, dan kami akan dapat
memberi makan keluarga kami, dan kami akan dapat memelihara saudara
kami, dan kami akan mendapat tambahan sukatan (gandum) seberat beban
seekor unta. Itu adalah sukatan yang mudah (bagi raja Mesir)". Yakub
berkata: "Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya (pergi) bersama-sama
kamu, sebelum kamu memberikan kepadaku janji yang teguh atas nama Allah,
bahwa kamu pasti akan membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu
dikepung musuh". Tatkala mereka memberikan janji mereka, maka Yakub
berkata: "Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan (ini)". Dan
Yakub berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari
satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang
berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang
sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu)
hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah
kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri". Dan tatkala
mereka masuk menurut yang diperintahkan ayah mereka, maka (cara yang
mereka lakukan itu) tiadalah melepaskan mereka sedikitpun dari takdir
Allah, akan tetapi itu hanya suatu keinginan pada diri Yakub yang telah
ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan, karena Kami
telah mengajarkan kepadanya. Akan tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui.
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 69-82, Firman Allah SWT :
Dan tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf. Yusuf membawa saudaranya
(Bunyamin) ke tempatnya, Yusuf berkata : "Sesungguhnya aku (ini) adalah
saudaramu, maka janganlah kamu berdukacita terhadap apa yang telah
mereka kerjakan". Maka tatkala telah disiapkan untuk mereka bahan
makanan mereka, Yusuf memasukkan piala (tempat minum) ke dalam karung
saudaranya. Kemudian berteriaklah seseorang yang menyerukan: "Hai
kafilah, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang mencuri". Mereka
menjawab, sambil menghadap kepada penyeru-penyeru itu: "Barang apakah
yang hilang dari pada kamu ?" Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami
kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan
memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin
terhadapnya". Saudara-saudara Yusuf menjawab "Demi Allah sesungguhnya
kamu mengetahui bahwa kami datang bukan untuk membuat kerusakan di
negeri (ini) dan kami bukanlah para pencuri ". Mereka berkata: "Tetapi
apa balasannya jikalau kamu betul-betul pendusta? " Mereka menjawab:
"Balasannya, ialah pada siapa diketemukan (barang yang hilang) dalam
karungnya, maka dia sendirilah balasannya (tebusannya)". Demikianlah
kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang zalim. Maka mulailah
Yusuf (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung
saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung
saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk (mencapai maksud) Yusuf.
Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja,
kecuali Allah menghendaki-Nya. Kami tinggikan derajat orang yang Kami
kehendaki; dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi
Yang Maha Mengetahui. Mereka berkata: "Jika ia mencuri, maka
sesungguhnya, telah pernah mencuri pula saudaranya sebelum itu". Maka
Yusuf menyembunyikan kejengkelan itu pada dirinya dan tidak
menampakkannya kepada mereka. Dia berkata (dalam hatinya): "Kamu lebih
buruk kedudukanmu (sifat-sifatmu) dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu terangkan itu". Mereka berkata: "Wahai Al Aziz, sesungguhnya ia
mempunyai ayah yang sudah lanjut usianya, lantaran itu ambillah salah
seorang diantara kami sebagai gantinya, sesungguhnya kami melihat kamu
termasuk oranng-orang yang berbuat baik". Berkata Yusuf: "Aku mohon
perlindungan kepada Allah daripada menahan seorang, kecuali orang yang
kami ketemukan harta benda kami padanya, jika kami berbuat demikian,
maka benar-benarlah kami orang-orang yang zalim". Maka tatkala mereka
berputus asa dari pada (putusan) Yusuf mereka menyendiri sambil
berunding dengan berbisik-bisik. Berkatalah yang tertua diantara mereka:
"Tidakkah kamu ketahui bahwa sesungguhnya ayahmu telah mengambil janji
dari kamu dengan nama Allah dan sebelum itu kamu telah menyia-nyiakan
Yusuf. Sebab itu aku tidak akan meninggalkan negeri Mesir, sampai ayahku
mengizinkan kepadaku (untuk kembali), atau Allah memberi keputusan
terhadapku. Dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya". Kembalilah kepada
ayahmu dan katakanlah: "Wahai ayah kami! Sesungguhnya anakmu telah
mencuri, dan kami hanya menyaksikan apa yang kami ketahui, dan
sekali-kali kami tidak dapat menjaga (mengetahui) barang yang ghaib. Dan
tanyalah (penduduk) negeri yang kami berada disitu, dan kafilah yang
kami datang bersamanya, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang
benar".
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 83-93, Firman Allah SWT :
Yakub berkata: "Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan
(yang buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku).
Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku; sesungguhnya
Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". Dan Yakub berpaling
dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: "Aduhai duka citaku terhadap
Yusuf", dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah
seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya). Mereka berkata:
"Demi Allah, senantiasa kamu mengingati Yusuf, sehingga kamu mengidapkan
penyakit yang berat atau termasuk orang-orang yang binasa". Yakub
menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan
dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada
mengetahuinya." Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita
tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum
yang kafir". Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, mereka
berkata: "Hai Al Aziz, kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan
dan kami datang membawa barang-barang yang tak berharga, maka
sempurnakanlah sukatan untuk kami, dan bersedekahlah kepada kami,
sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah".
Yusuf berkata: "Apakah kamu mengetahui (kejelekan) apa yang telah kamu
lakukan terhadap Yusuf dan saudaranya ketika kamu tidak mengetahui
(akibat) perbuatanmu itu?". Mereka berkata: "Apakah kamu ini benar-benar
Yusuf?". Yusuf menjawab: "Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya
Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami". Sesungguhnya barang
siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak
menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik" Mereka berkata:
"Demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkan kamu atas kami, dan
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)". Dia
(Yusuf) berkata: "Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu,
mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang
diantara para penyayang". Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini,
lalu letakkanlah dia kewajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan
bawalah keluargamu semuanya kepadaku".
Pada Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 94-100, Firman Allah SWT :
Tatkala kafilah itu telah ke luar (dari negeri Mesir) berkata ayah
mereka: "Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak
menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan aku)". Keluarganya berkata:
"Demi Allah, sesungguhnya kamu masih dalam kekeliruanmu yang dahulu ".
Tatkala telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka diletakkannya baju
gamis itu ke wajah Yakub, lalu kembalilah dia dapat melihat. Berkata
Yakub: "Tidakkah aku katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah
apa yang kamu tidak mengetahuinya". Mereka berkata: "Wahai ayah kami,
mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami
adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)". Yakub berkata: "Aku akan
memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang". Maka tatkala mereka masuk ke (tempat)
Yusuf: Yusuf merangkul ibu bapanya dan dia berkata: "Masuklah kamu ke
negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman". Dan ia menaikkan kedua
ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri
seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku inilah
takbir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya
suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku,
ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu
dari dusun padang pasir, setelah setan merusakkan (hubungan) antaraku
dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa
yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.
Pada Surat Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 82-87, Firman Allah SWT :
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu
adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. Dan itulah hujjah Kami yang
Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan
siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha
Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan
Yakub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri
petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk,
dan kepada sebagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub,
Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik. dan Zakaria, Yahya, 'Isa dan Ilyas.
Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh. dan Ismail, Ilyasa, Yunus dan
Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya),
Dan Kami lebihkan (pula) derajat sebagian dari bapak-bapak mereka,
keturunan dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka
(untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke
jalan yang lurus. [QS. Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 82-87].
Pada Surat Al-Mu'min (Ghaafir) [40] : ayat 34, Firman Allah SWT :
Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu dengan membawa
keterangan-keterangan, tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa
yang dibawanya kepadamu, hingga ketika dia meninggal, kamu berkata:
"Allah tidak akan mengirim seorang (rasulpun) sesudahnya. Demikianlah
Allah menyesatkan orang-orang yang melampaui batas dan ragu-ragu. [QS.
Al-Mu'min (Ghaafir) [40] : ayat 34]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar