Dakwah Nabi Saleh (Shalih/Shaleh)
Kaum Tsamud bermukim di daerah al-Hijr. Saat ini daerah tersebut
dinamakan dengan Mada'in Salih: satu wilayah pegunungan diantara Madinah
dan Syam (Syria). Allah berfirman, "(Terhadap) kaum Tsamud yang memotong batu-batuan besar di lembah," (QS. Al-Fajr [89]: 9).
Mereka ahli dalam memahat batu pegunungan dan menjadikannya sebagai
tempat tinggal. Selain itu, mereka juga pandai mengolah tanah datar dan
mengubahnya menjadi istana. Alla berfirman, "Ingatlah ketika Dia
menjadikan kalian khalifah-khalifah setelah kaum 'Ad dan menempatkan
kalian di bumi. Di tempat yang datar kalian dirikan istana-istana dan
bukit-bukit kalian pahat menjadi rumah-rumah, Maka, ingatlah
nikmat-nikmat Allah dan janganlah kalian membuat kerusakan di bumi," (QS. Al-a'raf [7]: 74).
Negeri mereka memiliki keistimewaan dengan kesuburan tanahnya, selain
posisi geografisnya yang berada di jalur perdagangan antara Syam dan
Yaman. Hal itu, membuat sumber kehidupan mereka melipah dan makmur.
Namun, kaum Tsamud membalas semua kenikmatan itu dengan menyimpang dari
jalan Allah. Mereka akhirnya diadzab seperti kaum Hud karena kekufuran
dan pengingkaran mereka terhadap nikmat Allah.
Allah lalu mengutus rasul-Nya dari kalangan mereka sendiri, yaitu
Nabi Shalih. Beliau memberikan peringatan kepada mereka tentang akibat
dari buruknya perbuatan itu. Akan tetapi, mereka mengejek, mendustakan,
dan meminta bukti yang tak dapat dibantah sebagai pembenaran terhadap
kenabian beliau. Nabi Shalih pun mendatangkan seekor unta yang menjadi
mukjizatnya. Beliau lantas meminta mereka agar tidak menyakitinya. Hal
ini terekam dalam firman Allah, "Sesungguhnya telah datang kepada
kalian bukti yang nyata dari Rabb kalian. Ini (seekor) unta betina dari
Allah sebagai tanda untuk kalian. Biarkanlah ia makan di bumi Allah,
janganlah disakiti, nanti akibatnya kalian akan mendapatkan siksaan yang
pedih,"(QS. Al-A'raf [7]: 73)
Unta betina tersebut tinggal beberapa waktu di perkampungan kaum
Tsamud. Ia pun makan tumbuh-tumbuhan dan minum air pada satu hari dan
meninggalkannya pada hari yang lain. Ini merupakan suatu hal yang
mendorong sebagian mereka untuk percaya dengan mukjizat Nabi Shalih.
Kaum Tsamud lantas khawatir akibat semua itu serta bahaya yang mengancam
kekuasaan mereka. Tampaklah rasa hasut dan kedengkian mereka ketika
sembilan orang diantara mereka bersekongkol untuk membunuh unta
tersebut. Kisah ini disebutkan dalam firman Allah, "Di kota itu ada
sembilan orang laki-laki yang berbuat kerusakan di bumi, mereka tidak
melakukan perbaikan. Mereka berkata, 'Bersumpahlah kalian dengan (nama)
Allah bahwa kita pasti akan menyerang dia bersama keluarganya pada malam
hari, kemudian kita akan mengatakan kepada ahli warisnya (bahwa) kita
tidak menyaksikan kebinasaan keluarganya itu, dan sungguh, kita orang
yang benar.' Dan mereka membuat tipu daya, dan Kami pun membuat tipu
daya, sedang mereka tidak menyadari. Maka, perhatikanlah akibat dari
tipu daya mereka, bahwa kami membinasakan mereka dan kaum mereka semua.
Maka, itulah rumah-rumah mereka yang runtuh karena kezhaliman mereka.
Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan
Allah) bagi orang-orang yang mengetahui," (QS. An-Naml [27]: 48-52).
Demikianlah siksaan pedih yang menimpa kaum Tsamud. Semua itu akibat
kekufuran mereka kepada Allah dan penyembelihan terhadap unta mukjizat
Nabi Shalih. Allah menyelamatkan Nabi Shalih dan orang-orang yang
beriman, dari adzhab yang menimpa kaum itu. Keutuhan sebagian tempat
tinggal mereka pun bisa menjadi pelajaran dan peringatan.
Ibnu Katsir meriwayatkan di dalam Tarikh-nya bahwa Rasulullah menutup
kepala dan mempercepat kendaraannya ketika melewati pemukiman kaum
Tsamud di al-Hijr (Mada'in Salih). Selain itu, beliau juga melarang para
sahabatnya untuk masuk ke pemukiman mereka, kecuali dalam keadaan
menangis. Di dalam sebuah riwayat disebutkan "Jika kalian tidak bisa
menangis, paksalah untuk bisa menangis karena merasa takut tertimpa
(adzab) seperti yang menimpa mereka."
Kisah Nabi Saleh (Shalih/Shaleh)
Shaleh (Shalih) merupakan salah seorang nabi dan rasul dalam Agama Islam
yang telah diutus kepada kaum Thsamud. Nabi Shaleh telah diberikan
mukjizat yaitu seekor unta betina yang dikeluarkan dari celah batu
dengan izin Allah untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT kepada kaum
Thsamud. Malangnya kaum Thsamud masih mengingkari ajaran Nabi Saleh,
malah mereka membunuh unta betina tersebut. Akhirnya kaum Thsamud
dibalas dengan azab yang amat dahsyat yang menyebabkan tubuh mereka
hancur berkecai.
Tsamud adalah nama suatu suku yang dimasukkan bahagian dari bangsa Arab
oleh ahli sejarah dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam bangsa
Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama " Alhijir "
terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan
dikuasai suku Aad yang telah habis binasa disapu angin taufan yang
dikirim oleh Allah sebagai pembalasan atas pembangkangan dan
pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud.
Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki
dan dinikmati oleh kaum Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud. Tanah-tanah
yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang
perahan dan lemak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yag indah,
bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah yang rata dan
dipahatnya dari gunung. Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram,
sejahtera, dan bahagia, merasa aman dari segala gangguan alam dan
mengaku bahwa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak
keturunan mereka.
Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan mereka adalah berhala-berhala
yang mereka sembah dan puja, kepadanya mereka berkorban, tempat mereka
meminta perlindungan dari segala bala dan musibah dan mengharapkan
kebaikan serta kebahagiaan. Mereka tidak dapat melihat atau memikirkan
lebih jauh dan apa yang dapat mereka jangkau dengan pancaindera.
Nabi Saleh dan Kaum Tsamud
Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan
hamba-hamba-Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya
pesuruh disisi-Nya untuk memberi penerangan dan memimpin mereka keluar
dari jalan yang sesat ke jalan yang benar. Demikian pula Allah tidak
akan menurunkan azab dan seksaan kepada suatu umat sebelum mereka
diperingatkan dan diberi petunjukkan oleh-Nya dengan perantara seorang
yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya. Sunnatullah ini berlaku
pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mereka telah diutuskan Nabi Saleh
seorang yang telah dipilih-Nya dari suku mereka sendiri, dari keluarga
yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik,
pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.
Dikenalkan mereka oleh Nabi Saleh kepada Tuhan yang sepatutnya mereka
sembah, Tuhan Allah Yang Maha Esa, yang telah mencipta mereka,
menciptakan alam sekitar mereka, menciptakan tanah-tanah yang subur yang
menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup mereka, mencipta
binatang-binatang yang memberi manfaat dan berguna bagi mereka dan
dengan demikian memberi kepada mereka kenikmatan dan kemewahan hidup dan
kebahagiaan lahir dan batin. Tuhan Yang Esa itulah yang harus mereka
sembah dan bukan patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu
gunung yang tidak berkuasa memberi sesuatu kepada mereka atau melindungi
mereka dari ketakutan dan bahaya.
Nabi Saleh memperingatkan mereka bahwa ia adalah seorang daripada
mereka, terjalin antara dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah.
Mereka adalah kaumnya dan sanak keluarganya dan dia adalah seketurunan
dan sesuku dengan mereka. Ia mengharapkan kebaikan dan kebajikan bagi
mereka dan sesekali tidak akan menjerumuskan mereka ke dalam hal-hal
yang akan membawa kerugian, kesengsaraan dan kebinasaan bagi mereka. Ia
menerangkan kepada mereka bahwa dia adalah pesuruh dan utusan Allah, dan
apa yang diajarkan dan didakwahkan kepada mereka adalah amanat Allah
yang harus dia sampaikan kepada mereka untuk kebaikan mereka semasa
hidup dan sesudah mereka mati di akhirat kelak. Dia berharap yang
kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan bersungguh-sungguh apa yang dia
serukan dan anjurkan agar mereka segera meninggalkan penyembahan kepada
patung berhala itu dan percaya beriman kepada Allah Yang Maha Esa seraya
bertaubat dan mohon keampunan kepada-Nya atas dosa dan perbuatan syirik
yang selama ini telah mereka lakukan. Allah maha dekat kepada mereka
dengan mendengarkan doa mereka dan memberi keampunan kepada yang
bersalah apabila dimintanya.
Terperanjatlah kaum Saleh mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi
mereka merupakan hal yang baru yang tidak diduga akan datang dari
saudara atau anak mereka sendiri. Maka serentak ditolaknya ajakan Nabi
Saleh itu seraya berkata mereka kepadanya:"Wahai Saleh! Kami mengenalmu
seorang yang pandai, tangkas dan cerdas, pikiranmu tajam dan pendapat
serta semua pertimbanganmu selalu tepat. Pada dirimu kami melihat
tanda-tanda kebajikan dan sifat-sifat yang terpuji. Kami mengharapkan
dari engkau sebetulnya untuk memimpin kami menyelesaikan hal-hal yang
rumit yang kami hadapi, memberi petunjuk dalam soal-soal yang gelap bagi
kami dan menjadi ikutan dan kepercayaan kami di kala kami menghadapi
krisis dan kesusahan. Akan tetapi segala harapan itu menjadi meleset dan
kepercayaan kami kepadamu tergelincir hari ini dengan tingkah lakumu
dan tindak tandukmu yang menyalahi adat-istiadat dan tatacara hidup
kami. Apakah yang engkau serukan kepada kami? Engkau menghendaki agar
kami meninggalkan persembahan kami dan nenek moyang kami, persembahan
dan agama yang telah menjadi darah daging kami menjadi sebahagian hidup
kami sejak kami dilahirkan dan tetap menjadi pegangan untuk
selama-lamanya. Kami sesekali tidak akan meninggalkannya karena seruanmu
dan kami tidak akan mengikutimu yang sesat itu. Kami tidak mempercayai
cakap-cakap kosongmu bahkan meragui kenabianmu. Kami tidak akan
mendurhakai nenek moyang kami dengan meninggalkan persembahan mereka dan
mengikuti jejakmu."
Nabi Saleh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar
mengikuti ajakannya beriman kepada Allah yang telah mengurniai mereka
rezeki yang luas dan penghidupan yang sejahtera. Diceritakan kepada
mereka kisah kaum-kaum yang mendapat seksaan dan azab dari Allah karena
menentang rasul-Nya dan mendustakan risalah-Nya. Hal yang serupa itu
dapat terjadi ke atas mereka jika mereka tidak mahu menerima dakwahnya
dan mendengar nasihatnya, yang diberikannya secara ikhlas dan jujur
sebagai seorang anggota dari keluarga besar mereka dan yang tidak
mengharapkan atau menuntut upah daripada mereka atas usahanya itu. Ia
hanya menyampaikan amanat Allah yang ditugaskan kepadanya dan Allahlah
yang akan memberinya upah dan ganjaran untuk usahanya memberi pimpinan
dan tuntutan kepada mereka.
Sekelompok kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakannya terdiri dari
orang-orang yang berkedudukan sosial lemah menerima dakwah Nabi Saleh
dan beriman kepadanya sedangkan sebahagian yang terbesar terutamanya
mereka yang tergolong orang-orang kaya dan berkedudukan tetap berkeras
kepala dan menyombongkan diri menolak ajakan Nabi Saleh dan mengingkari
kenabiannya dan berkata kepadanya:" Wahai Saleh! Kami kira bahwa engkau
telah dirasuk syaitan dan terkena sihir. Engkau telah menjadi sinting
dan menderita sakit gila. Akalmu sudah berubah dan pikiranmu sudah kacau
sehingga engkau tidak sedar yang engkau telah mengeluarkan kata-kata
yang tidak masuk akal dan mungkin engkau sendiri tidak memahaminya.
Engkau mengaku bahwa engkau telah diutuskan oleh Tuhanmu sebagai nabi
dan rasul-Nya. Apakah kelebihanmu daripada kami semua sehingga engkau
dipilih menjadi rasul, padahal ada orang-orang di antara kami yang lebih
patut dan lebih cekap untuk menjadi nabi atau rasul daripada engkau.
Tujuanmu dengan bercakap kosong dan kata-katamu hanyalah untuk mengejar
kedudukan dan ingin diangkat menjadi kepala dan pemimpin bagi kaummu.
Jika engkau merasa bahwa engkau cerdas dan cergas dan mengaku bahwa
engkau tidak mempunyai arah dan tujuan yang terselubung dalam dakwahmu
itu maka hentikanlah usahamu menyiarkan agama barumu dengan mencerca
penyembahan kami dan nenek moyangmu sendiri. Kami tidak akan mengikuti
jalanmu dan meninggalkan jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang tua
kami lebih dahulu.
Nabi Saleh menjawab: " Aku telah berulang-ulang mengatakan kepadamu
bahwa aku tidak mengharapkan sesuatu apapun daripadamu sebagai balasan
atas usahaku memberi penerangan kepada kamu. Aku tidak mengharapkan upah
atau mendambakan pangkat dan kedudukan bagi usahaku ini yang aku
lakukan semata-mata atas perintah Allah dan daripada-Nya kelak aku
harapkan balasan dan ganjaran untuk itu dan bagaimana aku dapat
mengikutimu dan menterlantarkan tugas dan amanat Tuhan kepadaku, padahal
aku talah memperoleh bukti-bukti yang nyata atas kebenaran dakwahku.
Janganlah sesekali kamu harapkan bahwa aku akan melanggar perintah
Tuhanku dan melalaikan kewajibanku kepada-Nya hanya semata-mata untuk
melanjutkan penyembahan nenek moyang kami yang jahil itu. Siapakah yang
akan melindungiku dari murka dan azab Tuhan jika aku berbuat demikian?
Sesungguhnya kamu hanya akan merugikan dan membinasakan aku dengan
seruanmu itu."
Setelah gagal dan berhasil menghentikan usaha dakwah Nabi Saleh dan
dilihatnya ia bahkan makin giat menarik orang-orang mengikutnya dan
berpihak kepadanya, para pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak
membendung arus dakwahnya yang makin lama makin mendapat perhatian
terutama dari kalangan bawahan menengah dalam masyarakat. Mereka
menentang Nabi Saleh dan untuk membuktikan kebenaran kenabiannya dengan
suatu bukti mukjizat dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa yang
berada di luar kekuasaan manusia.
Allah memberi mukjizat kepada Nabi Saleh
Nabi Saleh sadar bahwa tentangan kaumnya yang menuntut bukti daripadanya
berupa mukjizat itu adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya
dan mengikis habis kewibawaannya di mata kaumnya terutama para
pengikutnya bila ia gagal memenuhi tentangan dan tuntutan mereka. Nabi
Saleh membalas tentangan mereka dengan menuntut janji dengan mereka
apabila dia berhasil mendatangkan mukjizat yang mereka minta bahwa
mereka akan meninggalkan agama dan penyembahan mereka dan akan mengikuti
Nabi Saleh dan beriman kepadanya.
Sesuai dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud
berdoalah Nabi Saleh memohon kepada Allah agar memberinya suatu mukjizat
untuk membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus mematahkan
perlawanan dan tentangan kaumnya yang masih berkeras kepala itu. Ia
memohon dari Allah dengan kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta betina
dikeluarkannya dari perut sebuah batu karang besar yang terdapat di sisi
sebuah bukit yang mereka tunjuk.
Maka sejurus kemudian dengan izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha
Pencipta terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluar dari
perutnya seekor unta betina.
Dengan menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari perut batu besar
itu berkatalah Nabi Saleh kepada mereka: " Inilah dia unta Allah,
janganlah kamu ganggu dan biarkanlah dia mencari makanannya sendiri di
atas bumi Allah, dia mempunyai giliran untuk mendapatkan air minum dan
kamu mempunyai giliran untuk mendapatkan minuman bagimu dan bagi
ternakanmu juga dan ketahuilah bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya
apabila kamu mengganggu binatang ini." Kemudian berkeliaranlah unta di
ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendapat gangguan dan
ketika giliran minumnya tiba pergilah unta itu ke sebuah perigi yang
diberi nama perigi unta dan minumlah sepuas hatinya. Dan pada hari-hari
giliran unta Nabi Saleh itu datang minum, tiada seekor binatang lain
berani menghampirinya, hal mana menimbulkan rasa tidak senang pada
pemilik-pemilik binatang itu yang makin hari makin merasakan bahwa
adanya unta Nabi Saleh di tengah-tengah mereka itu merupakan gangguan
laksana duri yang melintang di dalam kerongkong.
Dengan berhasilnya Nabi Saleh mendatangkan mukjizat yang mereka tuntut
gagallah para pemuka kaum Tsamud dalam usahanya untuk menjatuhkan
kehormatan dan menghilangkan pengaruh Nabi Saleh bahkan sebaliknya telah
menambah tebal kepercayaan para pengikutnya dan menghilangkan banyak
keraguan dari kaumnya. Maka dihasutlah oleh mereka pemilik-pemilik
ternakan yang merasa jengkel dan tidak senang dengan adanya unta Nabi
Saleh yang bermaharajalela di ladang dan kebun-kebun mereka serta
ditakuti oleh binatang-binatang peliharaannya.
Unta Nabi Saleh Dibunuh
Persekongkolan diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur
rancangan pembunuhan unta Nabi Saleh dan selagi orang masih dibayangi
oleh rasa takut dari azab yang diancam oleh Nabi Saleh apabila untanya
diganggu di samping adanya dorongan keinginan yang kuat untuk
melenyapkan binatang itu dari atas bumi mereka, muncullah tiba-tiba
seorang janda bangsawan yang kaya raya yang akan menyerah dirinya kepada
siapa yang dapat membunuh unta Saleh. Di samping janda itu ada seorang
wanita lain yang mempunyai beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan
menghadiahkan salah seorang dari puteri-puterinya kepada orang yang
berhasil membunuh unta itu.
Dua macam hadiah yang menggiurkan dari kedua wanita itu di samping
hasutan para pemuka Tsamud mengundang dua orang lelaki bernama Mushadda'
bin Muharrij dan Gudar bin Salif berkemas-kemas akan melakukan
pembunuhan bagi meraih hadiah yang dijanjikan di samping sanjungan dan
pujian yang akan diterimanya dari para kafir suku Tsamud bila unta Nabi
Saleh telah mati dibunuh.
Dengan bantuan tujuh orang lelaki bersembunyilah kumpulan itu di suatu
tempat di mana biasanya dilalui oleh unta dalam perjalanannya ke perigi
tempat ia minum dan begitu unta-unta yang tidak berdosa itu lalu
segeralah dipanah betisnya oleh Musadda' yang disusul oleh Gudar dengan
menikamkan pedangnya di perutnya.
Dengan perasaan megah dan bangga pergilah para pembunuh unta itu ke ibu
kota menyampaikan berita matinya unta Nabi Saleh yang mendapat sambutan
sorak-sorai dan teriakan gembira dari pihak musyrikin seakan-akan mereka
kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan yang gilang-
gemilang. Berkata mereka kepada Nabi Saleh:" Wahai Saleh! Untamu telah
mati dibunuh, cobalah datangkan akan apa yang engkau katakan dulu akan
ancamannya bila unta itu diganggu, jika engkau betul-betul termasuk
orang-orang yang terlalu benar dalam kata-katanya."
Nabi Saleh menjawab:" Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan
menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dengan
terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yang
Allah telah janjikan dan telah aku sampaikan kepada kamu. Kamu telah
menentang Allah dan terimalah kelak akibat tentanganmu kepada-Nya. Janji
Allah tidak akan meleset. Kamu boleh bersuka-ria dan bersenang-senang
selama tiga hari ini kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada
hari keempat. Demikianlah kehendak Allah dan takdir-Nya yang tidak dapat
ditunda atau dihalang."
Ada kemungkinan menurut ahli tafsir bahwa Allah melalui rasul-Nya, Nabi
Saleh memberi waktu tiga hari itu untuk memberi kesempatan, kalau-kalau
mereka sadar akan dosanya dan bertaubat minta ampun serta beriman kepada
Nabi Saleh kepada risalahnya.
Akan tetapi dalam kenyataannya tempoh tiga hari itu bahkan menjadi bahan
ejekan kepada Nabi Saleh yang ditentangnya untuk mempercepat datangnya
azab itu dan tidak usah ditangguhkan tiga hari lagi.
Turunnya azab Allah yang dijanjikan
Nabi Saleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di
atas mereka akan didahului dengan tanda-tanda, yaitu pada hari pertama
bila mereka terbangun dari tidur, wajah mereka menjadi kuning dan akan
berubah menjadi merah pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan
pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih.
Mendengar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaum
kelompok sembilan orang yaitu kelompok pembunuh unta merancang melakukan
pembunuhan ke atas diri Nabi Saleh mendahului tibanya azab yang
diancamkan itu. Mereka mengadakan pertemuan rahasia dan bersumpah
bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di waktu malam, di
saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah
oleh keluarga Nabi Saleh, jika diketahui identitas mereka sebagai
pembunuhnya. Rancangan mereka ini dirahasiakan sehingga tidak diketahui
dan didengar oleh siapapun kecuali kesembilan orang itu sendiri.
Ketika mereka datang ke tempat Nabi Saleh bagi melaksanakan rancangan
jahatnya di malam yang gelap-gelita dan sunyi-senyap jatuhlah di atas
kepala mereka batu-batu besar yang datang dari langit dan yang seketika
merebahkan mereka di atas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi.
Demikianlah Allah telah melindungi rasul-Nya dari perbuatan jahat
hamba-hamba-Nya yang kafir.
Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu, dengan
izin Allah berangkatlah Nabi Saleh bersama para mukminin pengikutnya
menuju Ramlah, sebuah tempat di Palestina, meninggalkan Hijir dan
penghuninya, kaum Tsamud habis binasa, ditimpa halilintar yang dahsyat
beriringan dengan gempa bumi yang mengerikan.
Kisah Nabi Saleh dalam al-Quran
Kisah Nabi Saleh telah diceritakan dalam 9 ayat, yaitu surah Al-A'raaf
[7]: ayat 73, 75, dan 77; surah Hud [11]: ayat 61, 62, 66, dan 89; surah
Asy-Syu'araa [26]: ayat 142 dan 155; surah Al-Naml [27]: ayat 45.
Pada Surat Al-A'raaf [7]: ayat 73-75, Firman Allah SWT :
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka
Shaleh. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada
Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata
kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka
biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya
dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang
pedih." Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu
pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Aad dan memberikan
tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang
datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka
ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi
membuat kerusakan. Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara
kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah
beriman di antara mereka: "Tahukah kamu bahwa Shaleh di utus (menjadi
rasul) oleh Tuhannya?". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami beriman
kepada wahyu, yang Shaleh diutus untuk menyampaikannya". (QS. Al-A'raaf
[7]: ayat 73-75)
Pada Surat Al-A'raaf [7]: ayat 76-79, Firman Allah SWT :
Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: "Sesungguhnya kami
adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu".
Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh
terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata: "Hai Shaleh, datangkanlah
apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk
orang-orang yang diutus (Allah)". Karena itu mereka ditimpa gempa, maka
jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka.
Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku
sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku
telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang
yang memberi nasehat". (QS. Al-A'raaf [7]: ayat 76-79)
Pada Surat Huud (Hud) [11] : ayat 61-64, Firman Allah SWT :
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh
berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu
Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan
menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian
bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya)
lagi memperkenankan (do'a hamba-Nya)." Kaum Tsamud berkata: "Hai Shaleh,
sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami
harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah
oleh bapak-bapak kami ? dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan
yang menggelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami."
Shaleh berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai
bukti yang nyata dari Tuhanku dan diberi-Nya aku rahmat (kenabian)
dari-Nya, maka siapakah yang akan menolong aku dari (azab) Allah jika
aku mendurhakai-Nya. Sebab itu kamu tidak menambah apapun kepadaku
selain daripada kerugian. Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah,
sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu
biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya
dengan gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang
dekat." (QS. Huud (Hud) [11] : ayat 61-64)
Pada Surat Huud (Hud) [11] : ayat 65-68, Firman Allah SWT :
Mereka membunuh unta itu, maka berkata Shaleh: "Bersukarialah kamu
sekalian di rumahmu selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat
didustakan." Maka tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Shaleh
beserta orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami dan
dari kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-Lah yang Maha Kuat
lagi Maha Perkasa. Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa
orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya,
seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah,
sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah,
kebinasaanlah bagi kaum Tsamud. (QS. Huud (Hud) [11] : ayat 65-68)
Pada Surat Asy-Syu'araa [26]: ayat 141-152, Firman Allah SWT :
Kaum Tsamud telah mendustakan rasul-rasul. Ketika saudara mereka,
Shaleh, berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa?
Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus)
kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku
sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu, upahku tidak lain
hanyalah dari Tuhan semesta alam. Adakah kamu akan dibiarkan tinggal
disini (di negeri kamu ini) dengan aman, di dalam kebun-kebun serta mata
air, dan tanam-tanaman dan pohon-pohon korma yang mayangnya lembut. Dan
kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah
dengan rajin; maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku; dan
janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas, yang
membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan". (QS.
Asy-Syu'araa [26]: ayat 141-152)
Pada Surat Asy-Syu'araa [26]: ayat 153-159, Firman Allah SWT :
Mereka berkata: "Sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari
orang-orang yang kena sihir; Kamu tidak lain melainkan seorang manusia
seperti kami; maka datangkanlah sesuatu mukjizat, jika kamu memang
termasuk orang-orang yang benar". Shaleh menjawab: "Ini seekor unta
betina, ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air, dan kamu mempunyai
giliran pula untuk mendapatkan air di hari yang tertentu. Dan janganlah
kamu sentuh unta betina itu dengan sesuatu kejahatan, yang menyebabkan
kamu akan ditimpa oleh azab hari yang besar". Kemudian mereka
membunuhnya, lalu mereka menjadi menyesal, maka mereka ditimpa azab.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti yang
nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya
Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (QS.
Asy-Syu'araa [26]: ayat 153-159)
Pengajaran dari kisah Nabi Saleh
Pengajaran yang menonjol yang dapat dipetik dari kisah Nabi Saleh ini
ialah bahwa dosa dan perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok
kecil warga masyarakat yang negatif dapat membinasakan masyarakat itu
seluruhnya.
Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur, bahkan tersapu
bersih di atas bumi karena dosa dan pelanggaran perintah Allah yang
dilakukan oleh beberapa orang pembunuh unta Nabi Saleh as Di sinilah
letaknya hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf, nahi
mungkar. Ini karena dengan melakukan tugas amar makruf nahi mungkar yang
menjadi fardu kifayah itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil
mencegah kemungkaran yang terjadi di dalam masyarakat dan perlindungan
kita, kita telah membebaskan diri dari dosa menyetujui atau merestui
perbuatan mungkar itu.
Bersikap acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang berlaku di
depan mata dapat diertikan sebagai persetujuan dan penyekutuan terhadap
perbuatan mungkar itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar