Senin, 10 Maret 2014

Workshop Kesiapsiagaan Banjir Sungai Bengawan Solo

Pengalaman adalah guru yang paling berharga. Begitulah pepatah bijak untuk menggambarkan bahwa setiap pengalaman dapat menjadi pembelajaran banyak pihak pada masa yang akan datang. Agaknya pepeatah tersebut memiliki relevansinya ketika melihat pengalaman banjir Sungai Bengawan Solo yang dalam setiap tahun dikala musim hujan kerap kali mengalami banjir yang menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materiil yang tidak sedikit.

Degradasi lahan dan terjadinya dampak perubahan iklik pada akhir-akhir ini menjadi penyebab utama banjir terjadi di daerah alirasn Sungai Bengawan Solo dan Bengawal Madiun.

Sebagai upaya untuk meningkatkan kesiapsiaagaan diperlukan koordinasi dan kerjasama semua elemen, baik pemerintah, masyarakat, CSO (Civil Society Organization) maupun pihak swasta dan perguruan tinggi. Dengan melihat panjang Sungai Bengawan Solo yang mencapai 600 km dari Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah sampai Kabupaten Gresik Jawa Timur, tentu saja ketika terjadi banjir akan berdampak luas didesa-desa yang berdekatan dengan aliran Sungai Bengawan Solo. Tercatat 12 kabupaten di 2 propinsi yang dilalui Sungai Bengawan Solo dan Bengawan Madiun.
 
Workshop Kesiapsiagaan Banjir Sungai Bengawan Solo yang dilaksanakan oleh Yayasan Lestari Indonesia bekerjasama dengan Oxfam dari tanggal 17 sampai 18 Desember 2013 yang berlokasi di Hotel Riyadi Palace. Foto: Dok. Yayasan Lestari Indonesia
Mengenai hal tersebut Yayasan Lestari Indonesia bekerjasama dengan Oxfam melaksanakan kegiatan Workshop Kesiapsiagaan Banjir Sungai Bengawan Solo yang dilaksanakan dari tanggal 17 sampai 18 Desember 2013 yang berlokasi di Hotel Riyadi Palace.
 
Workshop Kesiapsiagaan Banjir Sungai Bengawan Solo yang dilaksanakan oleh Yayasan Lestari Indonesia bekerjasama dengan Oxfam dari tanggal 17 sampai 18 Desember 2013 yang berlokasi di Hotel Riyadi Palace. Foto: Dok. Yayasan Lestari Indonesia


Adapun beberapa yang dihasilkan dari Workshop Kesiapsiagaan Banjir Sungai Bengawan Solo menemukan beberapa masalah serta harapan terkait penanganan banjir, masalah dan harapan ini dikemukakan dalam FGD (Focus Group Discussion) atau Kelompok Diskusi Terarah.
1. Belum ada restrukturisasi aliran Bengawan Solo secara Konfrehensif/ ada kisah sukses di Madiun dan Lamongan

2. Belum adanya penerapan standard konstruksi tahan banjir dalam perencanaan bangunan

3. Belum adanya masterplan penanganan bencana banjir Bengawan Solo secara Nasional

4. Banjir belum menjadi isu strategis pemerintah pusat maupun pemerintah daerah

5. Belum ada pembangunan waduk /embung baru

6. Beluma ada sinergi para pihak dalam penanganan banjir
- BP DAS Kementrian Kehutanan
- BBWS Kementrian PU
- Kemenrtrian Pertanian
- Kemententrian Lingkungan Hidup
- BNPB
- Jasa Tirta

Adapaun Harapan-Harapan
1. Ada proses usulan bottom up dalam hal kelengkapan fasilitas ke daerah-daerah sesuai dengan kondisi wilayah

2. Adanya program restrukturusasi Bengawan Solo yang dilaksanakan secara menyeluruh antara lain:
- Pelurusan struktur aliran bengawan solo atau sudetan
- Pembuatan tanggul di sepanjang sungai Bengawan Solo
- Normalisasi Bengawan Solo dan Kali Madiun

3. Perlu penyususan materplan penanganan Bencana Banjir Bengawan Solo dan Madiun yang melibatkan multi pihak

4. Banjir menjadi bagian dari isu strategis perencanaan pembangunan pemerintah pusat dan daerah

5. Adanya pembangunan waduk dan embung baru untuk menampung curah hujan

6. Adanya sinkronisasi dan keterpaduan multi pihak dalam penanangan banjir

7. Adanya data potensi dan peningkatan kapasitas relawan penanganan banjir sehingga memenuhi standard kompentensi

8. Perlu ada peta rawan bencana berbasis desa

9. Membentuk desa Tangguh di setiap desa Rawan Bencana

10.SMS Center di BPBD sebagai pusat informasi

11. Segera membentuk Tim Reaksi Cepat

12. Sosialisasi tetant petingnya meminimalisasi resiko bbencana dengan sadar lingkungan , pelatihan kepada masyarakat

Tags:
Yayasan Lestari Indonesia, Yayasan Lestari Indonesia Yogyakarta, Lestari Indonesia Yogyakarta, NGO Yogyakarta, Sungai Benagan Solo, Banjir Sungai Bengawan Solo, Kesiapsiagaan Bencana